Rabu, 26 Januari 2011

13p. Kompilasi Pantun Malam 21-28 Januari 2011

13p. Kompilasi Pantun Malam 21-28 Januari 2011
      (Pantun Rindu, Pantun Religi)

      Oleh
      Hamdi Akhsan


PANTUN MALAM (26/1/2011)

Kalaulah buluh diadu-adu,
selagi lekat dipisah-pisah.
Kalaulah jauh dirindu-rindu,
selagi dekat disia-sia.

Buluh sebatang dibelah-belah,
untuk pelupuh dipasang-pasang.
Rindu yang ada disia-sia,
rindu yang jauh dikenang-kenang.

Gugur-gugurlah wahai sang mangga,
jangan menimpa buah mengkudu.
Tidur-tidurlah wahai sang mata,
biarkan dunia ramai berlalu.

PANTUN MALAM (25/1/2011)
Asam pauh tumbuh di ulu
dibawa rakit ke muaradua.
Dari jauh kukirim rindu,
kalaulah nasib bertemu jua.

Randu dibawa ke kota liwa,
danau ranau lewatnya dari.
Rindu rasa rindu dijiwa,
mata menetes ratapi diri.

Kalangan subuh ke jagaraga,
dalu burat pergi ke kemu.
Kalau tiada berjodoh juga,
di akherat kita bertemu.

PANTUN SIANG (25/1/2011)
Hujan deras hanyutkan batu,
hilang ikatan tangga pangkalan.
Bekerja keras sudahlah tentu,
tetapi badan jangan lupakan.

Kalau tak lebar tangga pangkalan,
tali diulur panjangkan ia.
Kalau lapar segeralah makan,
lanjut zuhur jangan ditunda.

Di Baturaja pasarnya pagi,
sehat dan segar belilah ikan.
Kerja dunia teruslah cari,
akherat tetap diutamakan.

PANTUN PENUTUP (24/1/11)
Kalau randu, biarlah randu,
jangan dirubah nama batangnya.
Kalau rindu,biarlah rindu,
jangan berubah sampai akhirnya.

Hendak hitam,hitamlah tinta,
semoga elok tertulis rapi.
Hendak pejam,pejamlah mata,
semoga esok bertemu pagi.

Gugur-gugurlah wahai sang nangka,
jangan menimpa si buah pauh,
Tidur-tidurlah wahai sang mata,
jangan rindukan dia yang jauh.

PANTUN MALAM (24/1/2011)

Dusun parit jauh di tepi,
Banyak kelapa tumbuh disitu.
Walaupun pahit kini jalani.
Moga bahagia diujung waktu.

Awan putih, langitpun putih,
alamat hujan tak reda jua.
Badan letih,jiwapun letih,
berharap semua ikhlaskan jua.

Tanam tiga,berbuah tiga,
agar subur pupuklah tanah.
Iman jaga,ibadah jaga,
agar dikubur tidak merana.

PANTUN KERJA (24/1/11)
Kalaulah kuda,biarlah kuda,
yang harum itu burung pelikan.
Kerja yang sudah,biarlah sudah,
yang belum esok kita lanjutkan.

Paruh yang putih,biarlah putih,
hendak mengkilap asahlah taji.
Tubuh yang letih,biarlah letih,
besok berharap segar kembali.

Hendak malang,malanglah kuda,
burung berbah tetap kan pergi.
Hendak pulang,pulanglah anda,
dirumah menunggu anak dan istri.

PANTUN PAGI (23/1/2011)
Ranting patah daun pun layu,
gugurlah ia suburkan bumi.
Penting ditata sudahlah tentu,
sabar dan syukur setiap hari.

Rumpun halia timbang pagi,
Bersihkan ditanah memakai air.
Hidup mulia memang dicari,
akherat juga tujuan akhir.

Hendak perih,perihlah mata,
sirih lah jua untuk bersihkan.
Hendak cari, carilah nafkah,
pada-Nya jua dipertanggungjawabkan.

PANTUN PENUTUP (22/1/2011)

Burung budbud didahan hinggap,
kalaulah hinggap jangan ganggukan.
Bangun tahajjud dipasang niat,
kalau lah dapat jadi amalan.

Lebatlah sungguh si buah padi,
asalkan burung dapat usirkan.
Teringat dosa ingat Ilahi,
moga ampunan kan diberikan.

Hendak gugur,gugurlah nangka,
jangan menimpa pinggiran pagar.
Hendak tidur,tidurlah mata,
janganlah lupa zikir istighfar.

PANTUN JELANG MAGHRIB (23/1/2011)
Berbah terbang ke atas bukit,
burung budbud bunyinya dalu.
Karena hari menjelang maghrib.
Berhenti fesbuk mandi dahulu.

Diatas bukit berbah bersarang,
baru turun di hari pagi.
Setelah maghrib segera makan,
barulah sibuk berfesbuk lagi.

Burung mematuk buah setangkai,
dibawa pulang untuk anaknya.
Didepan komputer waktu dipakai,
semoga memberi manfaat guna.

PANTUN SABTU PAGI (22/1/11)
Tebu ditanam ditetak-tetak,
dipotong lebar setiap ruas.
Sesama jangan menginjak-injak,
laku yang zalim dibayar lunas.

Mengambil sari diperas-peras,
dapat airnya dibuat gula.
Selalu berfikir dan kerja keras,
supaya hidup banyak pahala.

Hendak berdiri, dirilah rumah,
tetapi jangan sampai tak makan.
Hendak mencari,carilah nafkah,
rezeki yang halal tetap jagakan.

PANTUN PAGI (21/1/2011)
Tanjungkarang ke kalianda,
singgah sebentar buat berenang.
Kalaulah orang taat ibadah,
dunia dapat akherat senang.

Ke Pariaman orang Tandikat,
menjual pala depan beranda.
Kalaulah iman kuat melekat,
berbuat salah berdegup dada.

Hendak lari,larilah kita,
jangan hamburkan sampah ditaman.
Hendak cari,carilah harta,
jangan campurkan halal dan haram.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar