Jumat, 21 Januari 2011

6p. KOMPILASI PANTUN RINDU (ANAK, IBU,AYAH)

      Oleh
      Hamdi Akhsan.


PANTUN NASEHAT ANAK
Bunga mayang mekarnya senja,
layu sejenak di musim semi.
Engkau kusayang engkau kumanja,
penyatu hati ayah dan umi.

sekuntum mawar harum melekat,
dibawa menghias dara pengantin.
selalu belajar dan ingat nasehat,
itulah jalan perkaya batin.

Bunga cempaka berwarna putih,
gugur sekuntum jatuh ke tanah.
Belajar anakku harus dilatih,
agar harimu tidak terlena.

Kembang mangga jatuh ke satin,
satin dijemur panas merekah.
Latihlah diri hidup prihatin,
agar terbebas dari serakah.

Bunga sepatu warnanya merah,
dipakai pewarna orang bari.
belajarlah selalu nahan amarah,
agar wajahmu selalu berseri.

Berbulu sudah putik melati,
artinya layu sudah tercipta.
Tawadhu selalu rendahkan hati,
agar hidupmu berlumur cinta.

Bunga ilalang terbang ke awan,
dihembus angin jauh melayang.
Pada yang tua jangan dilawan,
orang yang muda haruslah disayang.

PANTUN RINDU IBU
Petanglah petang burung melayang,
pulang ke sarang membawa ramu.
Pulanglah-pulang si anak hilang,
ibunda sedih merindukanmu.

Jeritan rusa patah terjerat,
tertatih pulang sakit merintih.
Jangan menunda bunda sekarat,
sampai tulang ibunda memutih...

Burung terbang sangkar melayang,
hinggaplah sudah dipohon randu.
Pulanglah engkau anakku sayang,
peluklah bunda obati rindu.

Sudahlah sudah menabur marah,
kuatkan sabar pegang kendali.
Airmata bunda bercampur darah,
harapkan engkau akan kembali.


Layang-layang terbang melayang,
melayang jauh ke tanah seberang.
Rindukan bunda anakku sayang,
walaupun kau telah menjadi orang.

PANTUN RINDU AYAH.
Pedihlah-pedih burung merpati,
kekasih hilang kena petaka,
sedihlah sedih rasa dihati,
teringat ayah dialam baqa.

Pergi mengarat di pulau panggung,
dapat seekor ikan belida.
Betapa berat batin menanggung,
ketika rindu menyesak dada.

Terbang melayang si bunga mayang,
terkulai mati dihisap kumbang.
Pulanglah-pulang ananda sayang,
kubur ayahanda selalu terbayang.

Hujan gerimis sedihkan nada,
terdengar jauh di bukit pelawi.
jangan menangis ratapi ayahanda,
istri sholehah kebanggaan ukhrowi.


Inderalaya,2011
Al Faqir

Hamdi Akhsan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar